Adik saya sekarang berumur 10
tahun. Dia mulai mengenal game sejak usia 3 tahun. Pada awalnya adik saya hanya
bermain game – game yang berfungsi meningkatkan kognitif pada anak seperti
menggabungkan kata – kata dan menyamakan gambar. Namun seiring berkembangnya
usia adik saya, permainan yang dia mainkan saat ini sudah berupa game – game
perang dan strategi yang menurut saya cukup sulit untuk usianya. Bahkan dia
kalau bermain kadang hingga larut malam dan melebihi jam tidurnya.
Ternyata disadari atau tidak sesungguhnya main game berlebihan itu
telah mengubah suasana rumah, kelas maupun ruang bermain. Permainan yang
bersifat interaktif dan kelompok, akan tergantikan dengan permainan yang
bersifat soliter, seperti game – game yang dimainkan adik saya, dia selalu sibuk
dengan keyboard dan headsetnya saja. Padahal, dalam banyak penelitian yang
sudah sering dilakukan, kurangnya waktu bermain secara berkelompok bisa membuat
anak tidak ceria dan kurang percaya diri. Biasanya anak yang kurang bermain
kelompok, ia akan minder, kurang supel. Anak yang cukup bermain akan
memperlihatkan wajah yang lebih ceria, karena dengan bermain anak akan banyak
belajar dari temannya dan sebagai latihan bersosialisasi.
Pada tahap perkembangan anak, bermain sangat penting karena anak akan mengaktifkan sistem motorik dan sosialnya. Banyak orangtua tidak menyadari bahwa bermain justru mendorong anak menjadi cerdas. Efek pertama dari bermain adalah anak menjadi senang, kedua membuat anak smart.
Pada tahap perkembangan anak, bermain sangat penting karena anak akan mengaktifkan sistem motorik dan sosialnya. Banyak orangtua tidak menyadari bahwa bermain justru mendorong anak menjadi cerdas. Efek pertama dari bermain adalah anak menjadi senang, kedua membuat anak smart.
Namun karena adik saya hanya bermain bersama PC nya, maka hal
tersebut menjadi tidak baik, karena PC adalah sebuah mesin. Ia bukan manusia
yang bisa diajak berinteraksi, bisa bicara, dan punya hati dan rasa kasih
sayang. Secara psikologis, efek keseringan bermain games atau komputer bagi
anak hanya akan mendorong mereka enjoy bermain sendiri tanpa adanya interaksi
dengan temannya.
Berbagai studi telah mengidentifikasi masalah dan persoalan yang
muncul sebagai akibat keterlibatan dalam pemanfaatan video games, komputer
games, televisi dan dunia maya antara lain adalah dapat menjadi addiction. Pengguna
games, komputer dan PS yang kelewat batas akan menimbulkan dampak negatif bagi
si anak antara lain; mendorong anak untuk asosial, enggan bergaul dengan
sekeliling, malas belajar, kurang konsentrasi, pemicu tindakan kekerasan,
berkurangnya perasaan ingin menolong sesama serta pemicu tindakan kriminal. Disadari
atau tidak kehadiran media tersebut, telah mengubah kehidupan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Di era games, internet dan PS sekarang ini, peran dan
kepedulian orangtua sangatlah mutlak diperlukan.
Di bawah ini beberapa tips bagi para orangtua berkenaan dengan maraknya permainan elektronik (seperti games, PS dan komputer):
Di bawah ini beberapa tips bagi para orangtua berkenaan dengan maraknya permainan elektronik (seperti games, PS dan komputer):
- Keteladanan
karakter/hidup orangtua merupakan unsur dominan dalam penyiapan anak
menghadapi potensi dari dampak negatif
- Keikutsertaan orangtua
dalam memilihh permainan game/ps.
- Suasana keluarga yang
serasi, penuh cinta kasih yang dinikmati anak, merupakan dambaan bagi anak
(sehingga anak akan memilih bercengkrama dengan orangtua daripada bermain
ps atau komputer)
- Mendampingi anak
ketika bermain dan mendiskusikannya akan dampak dari game tersebut.
- Menumbuhkan
pendidikan agama dan kehidupan spiritual dalam diri anak, dengan tetap
memperhatikan perkembangan lingkungan anak
- Mendorong anak untuk
berkarya dan berprestasi di dunia nyata yang dihargai dan dibanggakan
orangtua
- Gunakan software yang
dirancang khusus untuk melindungi anak dari program yang negatif
- Menyediakan
alternativ permaianan yang lebih menarik dan menantang bagi anak
- Meletakkan computer
dan permainan di tempat umum dan terbuka, sehingga orangtua bisa mengawasi
dan mengontrol anak
- Mengisi waktu luang anak dengan kegiatan yang menarik.