Konsep manusia berdasarkan aliran Psikoanalisa, aliran Behavioristik dan
aliran Humanistik.
1. Aliran Psikoanalisa.
a. Pengertian Psikoanalisa
Psikoanalisa ditemukan
di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran
di dalam disiplin ilmu psikologi yang memilik beberapa definisi dan sebutan,
Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik
penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Psikoanalisa menurut
definisi modern yaitu (1) Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang
menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku
manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk
kepribadian masa dewasa, (2) Psikoanalisa adalah teknik yang khusus menyelidiki
aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar), (3) Psikoanalisa adalah metode
interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Psikoanalisa dalam
pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992):
·
Teori mengenai kepribadian &
psikopatologi
·
Metode terapi untuk gangguan kepribadian
teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari
Psikoanalisa memiliki
sebutan-sebutan lain yaitu (1) Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab
neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih
besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya,
diperlukan upaya lebih dalam, (2) Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang
individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat
berubah dan dapat saling bertukar energi.
b. Konsep Manusia Dalam Psikoanalisa
Menurut Sigmund Freud,
perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan irrasional yang tidak disadari
dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa enam
tahun pertama dalam kehidupannya. Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori
Freud tentang sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Namun demikian
menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu pada
dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan
pada aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu
adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa
perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang
tersebut.
Di sini, Freud
memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi manusia adalah
bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund Freud, rasa resah
dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa mereka tahu umat
manusia itu akan punah. Dan struktur kepribadian Dalam teori psikoanalitik,
struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
1.
Id adalah komponen
kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya
dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”.
2.
Egoadalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem
kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia
dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar
nilai-nilaisuperego.
3.
Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan
filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang
dilakukan oleh dorongan ego.
2. Aliran Behavioristik
a. Pengertian aliran Behavioristik
a. Pengertian aliran Behavioristik
Terapi perilaku
[behavior therapy] dan pengubahan perilaku [behavior modification] atau
pendekatan behavioristik dalam psikoterapi, adalah salah satu dari beberapa
“revolusi” dalam dunia pengetahuan psikologi, khususnya psikoterapi. Pendekatan
behavioristik yang dewasa ini banyak depergunakan dalam rangka melakukan
kegiatan psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti sempitnya,
bersumber pada aliran behaviorisme. Aliran ini pada mulanya tumbuh subur di
Amerika dengan tokohnya yang terkenal ekstrim, yakni John Broadus Watson, suatu
aliran yang menitik beratkan peranan lingkungan, peranan dunia luar sebagai
factor penting di mana seseorang dipengaruhi, seseorang belajar. Pada abad
ke-17, dunia pengetahuan Filsafat ditandai oleh dua kubu besar yakni kubu
“empiricism” [physical science] dan kubu “naturalism” [biological science].
Pada akhir abad yang lalu, mempengaruhi lahirnya aliran behaviorisme dengan
pendekatan-pendekatannya yang kemudian menjadi terkenal dengan terapi perilaku
[behavior therapy] dan perubahan perilaku [behavior modification].
b. Konsep Manusia Dalam Behavioristik
Para ahli psikologi
behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya baik atau jahat.Para ahli
yang melakukan pendekatan behavioristik,memandang manusia sebagai pemberi
respons(responder),sebagai hasil dari proses kondisioning yang telah terjadi.
·
Dustin & George(1977),yang dikutip
oleh George & Cristiani(1981),mengemikakan pandangan behavioristik terhadap
konsep manusia,yakni:
1.
Manusia di pandang sebagai individu yang
pada hakikatnya bukan individu yang baik atau yang jahat,tetapi sebagai
individu yang selalu berada dalam keadaan sedang mengalami,yang memiliki
kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua jenis perilaku.
2.
Manusia mampu mengkonseptualisasikan dan
mengontrol perilakunya sendiri.
3.
Manusia mampu memperoleh perilaku yang
baru.
4.
Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang
lain sama halnya dengan perilakunya yang bisa dipengaruhi orang lain.
·
Ivey,et al(1987) mengemukakan bahwa
pernah para pendukung pendekatan behavioristik merumuskan manusia sebagai
manusia yang mekanistik dan deterministik,dimana manusia dianggap bisa dibentuk
sepenuhnya oleh lingkungan dan sedikit memiliki kesempatan untuk memilih.Namun
pendekatan behavioristik yang baru,menitikberatkan meningkatnya kebebasan dan
pilihan melalui pemahaman terhadap dasar-dasar perilaku seseorang.
·
Corey(1991),mengemukakan bahwa pada
terapi perilaku,perilaku adalah hasil dari belajar.Kita semua adalah hasil dari
lingkungan sekaligus adalah pencipta lingkungan.tidak ada dasar yang berlaku
umum bisa menjelaskan semua perilaku.karena setiap perilaku ada kaitanya dengan
sumber yang ada di lingkungan yang menyebabkan terjadinya sesuatu perilaku
tersebut.
·
Albert Bandura(1974,1977,1986) yang terkenal
sebagai tokoh teori sosial-belajar,menolak suatu konsep bahwa manusia adalah
pribadi yang mekanistik dengan model perilakunya yang
deterministik.Pengubahan(modifikasi)perilaku bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan seseorang agar jumlah respon akan lebih banyak.
3. Aliran Humanistik
a. Pengertian Aliran Humanistik
Aliran ini muncul
sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut
sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second
force is psychoanalysis).
Aliran humanistik merupakan salah satu
aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran
dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada
akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers
dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya
mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang :
self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat,
individualitas dan sejenisnya.
b. Konsep Manusia Dalam Humanistik
Aliran humanistik
berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik,
minimal lebih banyak dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan telaah
kualitas-kualitas insani. Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia,
seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri,
dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Aliran ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang otoritas atas kehidupannya
sendiri. Asumsi ini menunjukan bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri,
pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya.
Hasil pemikiran dari
aliran humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling
dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan
client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat
mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya
sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya
memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya
membimbing klien menemukan jawaban yang benar.
Menurut Rogers,
teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting
dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien.
Selain memberikan sumbangannya terhadap
konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi
pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik
(humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu
secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional,
sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model
pendidikan humanistik ini.
Adapun prinsip utama dalam aliran ini
adalah :
1.
Memahami manusia sebagai suatu
totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi
manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun
ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh
daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan
hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap.
2.
Metode yang digunakan adalah life
history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul
keunikan individual.
3.
Mengakui pentingnya personal freedom dan
responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang
hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan
mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting.
Intensi yang menentukan eksistensi manusia
4.
Melalui mind, manusia mengekspresikan
keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing,
dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas.
Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
Pandangan humanistic
banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling. Tujuannya adalah
meningkatkan pemahaman diri. Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai
reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai
“kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai
kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis
ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang
dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang
sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan
dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri.
Kekuatan psikologi
yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil
pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik
meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari
lingkungan.
Sumber :
·
Basuki, Heru A.M (2008). Psikologi Umum. Jakarta:
Universitas Gunadarma. psikologi (2010).
·
Schultz Duane (1977). Growth Psychology: Models of the Healthy Personality.
New York: D. Van Nostrad Company.
·
Materi kuliah Kesehatan Mental. Psikologi 2013.